The Noob's Profile

My photo
Random rant, Random reviews, Random story... You can found all random things on here :)

Tuesday 27 May 2014

Semesta Berkonspirasi

Raditya Dika di buku Marmut Merah Jambu pernah cerita mengenai cosmological coincidence alias kebetulan kosmos, atau kalo dalam bahasa lebih gampangnya, semesta berkonspirasi.

Ini adalah cerita gue bagaimana dalam beberapa hal, kadang semesta bisa berkonspirasi untuk membuat suatu kejadian yang bahkan elu gak akan sangka.

Konspirasi alam semesta yang paling baru yang gue rasakan terjadi tadi pagi. Jam 6 pagi, gue belom tidur semaleman abis dengerin lagu-lagu jadul dan beberapa lagu yang emang masih ngehits via Youtube (Westlife, M2M sampe One Republic, Justin Timberlake, Coldplay, dll), dan tiba-tiba, temen lama gue dan Liz negor di FB. Mari kita sebut dia dengan inisial JS, dia temen main Tekken gue sejak awal gue pacaran sama Liz, sampe sekarang. Lalu, kita flashback sejenak, gue punya temen dengan inisial yah, sebut saja A di angkatan gue di Ilkom Unud. Dia akan jadi pemegang peranan penting nantinya di cerita ini jadi bukti bagaimana semesta bisa berkonspirasi dengan indahnya menciptakan sesuatu yang jauh dari imajinasi kita.

Gue tau JS ini alumni sekolahnya A, gue tau banget (karena dulu suka dipake ledek-ledekkan sama sesama pemain Tekken di Yahoo Messenger), tapi karena angkatannya yang jauh (lupa gue lulusan tahun berapa dia, yang jelas dia tahun 85 ke atas lahirnya, lupa beda berapa tahun sama Liz, beda 2 kalo gak salah). Yang jelas, 2 orang ini gak mungkin saling kenal karena beda generasi jauh banget.

Kembali ke cerita di atas, jadi dia negor nanya-nanya gue soal akomodasi di Bali karena dia lagi di transfer tugas ke Bali buat 3 bulan (nemu temen seperjuangan lagi akhirnya). Ya gue jawab aja sebisa gue karena gue kurang tau (ya, gue gak kost soalnya, mau jawab apaan, palingan cuma soal transport), kemudian ya cerita biasa seperti apakah gue masih pacaran sama Liz, masih main Tekken atau gak dan beberapa hal pribadi yang mals gue taro sini.

Mari kita masuk ke main story. JS tiba-tiba nanya soal gimana kuliah gue dan apa jurusan gue di Bali, ya gue jawab aja kuliah gue biasa aja (padahal tragis) dan gue jurusan IT disini (kalo gue ngomong Ilkom, disangka Ilmu Komunikasi ntar sama dia), dan di sinilah semesta mulai berkonspirasi..

JS: "Anak Jakarta di angkatan lu berapa Ren?"
Me: "3 doang termasuk gue,"
JS: "Huahahahahahahah (dia ngakak ==a semprul)"
Me: "Ada jebolan sekolah lu nih, paling pinter di angkatan gue,"
JS: "Hah? Jebolan *** (disamarkan)? Siapa? Jangan-jangan gue kenal lagi,"
Me: "Bah, mana mungkin ? (gue lupa kalo semesta bisa berkonspirasi wkwkwk)"
JS: "Soalnya ada gosip nih anak pas*** ke Udayana, ketuanya pula"
Me: "Oooo, ya bener kali (masih lupa kalo semesta bisa menciptakan konspirasi)"
JS: "Errr.... Namanya A. Gak tau bener apa gak, gosip doangan"
Me: *Bengong baca BBMnya, trus ngikik*
     : "Wakakakakakkakakakakkakakakakakakakkakakakakkaka,lu kenal dia doang"
     : *Masih ngikik sendirian*
JS: "Anjir, beneran dia toh..."
Me: "Lu kenal dimana sih? Wakakakkakakakakka" *masih ngikik*
JS: "Junior gue di pas*** ==a"

Dari situlah gue yakin, kalo semesta bisa berkonspirasi menciptakan suatu hal yang jauh dari imajinasi kita

*geleng-geleng pala*

Thursday 22 May 2014

Suara Minor: Konser Miku di Jakarta

Ah, gue akhirnya bisa juga nulis beginian setelah berapa hari gerah juga denger orang Indonesia berantem hanya karena harus pergi atau gak ke konsernya Miku.

Seperti yang gue tulis di atas, some minor thoughts, dan gue berpikir hanya gue yang memiliki pemikiran kayak gini. Males aja kalo hanya karena gue nulis begini terus diserang orang hanya karena gue menyuarakan suara minor (hello, sudah saatnya pemikiran orang Indonesia terbuka dengan suara-suara minor, jangan mayor mulu yang didengerin padahal belom tentu bener/bagus).

Let's see, gue sebetulnya penggila Miku, dan gue emang pengen banget nonton, tapi sayang karena gue ada acara keluarga, gue jadi gak bisa nonton konsernya ( 29 ke Bandung pagi-pagi, gak mungkin 28 malem gue nonton kalo gak mau dibacok sama ortu). At least, gue masih mau menghargai dengan beli beberapa barang merchandisenya (udah nitip sama temen buat beliin beberapa barang kayak kaos).

Okay, mari kita mulai.

Point 1: Harga
I think this is the biggest problem, right? Orang rata-rata males nonton, karena harga tiket konsernya mahal. 350k for Bronze dan 700k for Silver (btw, 2-2nya berdiri loh). Yah, gue sendiri gak terlalu masalah sih, tapi apa yang lain juga gak masalahin? Masalahnya, Hatsune Miku itu rata-rata penggemarnya adalah otaku seumuran mahasiswa dan pelajar, jarang banget gue liat ada orang kantoran penggila Miku. Dan rata-rata pelajar dan mahasiswa itu masih bergantung pada orang tua untuk masalah pengeluaran. Okay, some of you pasti bilang, "Kenapa mereka gak save uang lebih aja, jadinya mereka bisa nonton," ? Hidup gak segampang itu, fellas. Ada yang namanya pengeluaran gak terduga pasti, dan gak semua juga bisa ngandelin uang sakunya buat nonton. Lagipula, agak kurang masuk akal aja harga kepatok segitu buat nonton konser Miku. I mean, fans Miku gak sebanyak fans band metal di Indonesia. Ngerti kan maksudnya?
Kalo boleh saran sih, kenapa gak ngadain konsernya pas barengan sama AFA, which kita tau sendiri AFA itu event untuk penggila anime dan semua hal berbau Jejepangan tergede di Indonesia. Dan, orang juga gak akan rugi-rugi banget nonton AFA dengan konser Hatsune Miku

Point 2: Streaming Youtube
Buat gue sih gak masalah, toh gue yakin orang luar juga pasti akan mau nonton konser Miku tanpa harus jauh-jauh dateng ke Indo, ya kan? Kenapa juga dipermasalahin? Kalau orang memang niat buat dateng ke acaranya, ya gak akan sepi seharusnya. Tapi entah kenapa banyak banget yang sepertinya takut kalau ada streaming di Youtube, Indonesia dianggap tidak menghargai Miku dan Crypton. Kita tahu orang Indonesia sangat menginginkan konser Miku, tapi kembali lagi ke permasalahan di atas: gak semua orang sanggup alias capable untuk melakukannya (nonton secara live)

Point 3: Promosi (yang agak telat)
Beberapa hari yang lalu, mulai nongol promo dari Sevel, beli 1 gratis 1 tiket (kalo gak salah). Menurut gue ini agak telat sih, kenapa baru dilakukan promo sekarang, padahal acaranya tinggal seminggu lagi? Agak mubazir kayaknya. Dan yang gue denger gak semua Sevel melakukan event ini. Some people want this comes out earlier...

Point 4: Konser pertama dan terakhir?
Yah mari kita lihat beberapa tahun ke depan soal ini. Kalaupun memang menjadi yang terakhir, ya mau gimana lagi, buatlah ini memang menjadi yang pertama dan terakhir serta terbaik yang pernah ada.

Keimpulannya:
I do respect all the things that Crypton do so we can have Miku's concert in here. Tapi gue merasa Indonesia belum siap buat hal-hal seperti ini. Mungkin some people anggap Miku itu menyamai Taylor Swift, Metalica dan berbagai hal lainnya. And so does in other country. Tapi gue rasa belom bisa disamakan kayak begitu, karena orang-orang lain disini belom mengenal Miku seperti Miku dikenal di negara asalnya atau di negara lain. There some gap or hole that make our country different from others in this case...

That's all from me, and remember, this is only a minor thought...

Saturday 17 May 2014

Henshin!!

"Ren, berubah dong, jangan gini mulu,"
"Lu mesti berubah Ren, jangan mau terjebak terus,"
"Berubah Ren, itu satu-satunya cara"

Buat orang-orang yang pernah nyuruh gue buat berubah, gue cuma mau bilang satu hal:

"LU KIRA BERUBAH SEGAMPANG NGEBALIKIN BATU? LU KIRA BERUBAH TU CEPET KAYAK POWER RANGER ATO SUPERHERO? PERNAH MIKIR GAK SIH?"

Jujur, gue paling benci disuruh berubah. Berubah, berubah, berubah, ya kali gue power ranger bisa berubah.

Kayak misalnya soal kemaren-kemaren ketika gue mikir, kayaknya enakan waktu kecil dulu deh, temenan kayaknya nyantai aja gak mikir macem-macem. Ealah, ada yang nyamber tiba-tiba, "Ren, anak kecil tuh temenan cuma tau untung ruginya aja, dewasa dikit dong," . Krik.... Pengen banget gue marah-marah aslinya baca beginian, cuma gue tahan aja, mengingat dia jauh lebih tua dari gue. Aslinya sih udah pengen gue semprot.

Gue bangga kok dengan keadaan gue sekarang, walopun tragis dan menyedihkan, atleast gue masih bisa idup. Dibenci beratus-ratus orang itu gak akan bikin lu mati secara instant juga kan? Toh ketika lu udah lebih berhasil daripada mereka, lu yang akan berteriak pada mereka, menunjukkan bahwa lu lebih baik dari mereka.

Berubah? Itu jauh sekali dari kamus gue. Iya betul, gue gak akan berubah, apapun yang terjadi. Senang atau tidak, ini gue. Take it, or leave it, gak ada untung ruginya gak nerima gue juga. Orang di dunia gak cuma 1, masih ada miliaran orang lainnya.

Take it or leave it, that's your choice...

Saturday 10 May 2014

Pink Guinea Pig And Something Bother Me

(Judul Pink Guinea Pig bisa diterjemahkan jadi Marmut Merah Jambu, film terbarunya Raditya Dika yang lagi anget-angetnya di bioskop)

Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas di mataku
Warna-warna indahmu

Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlukis jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah ku miliki

Lagu itu gak asing kan? Lagu jadul yang pernah dinyanyiin Sheila On 7 itu judulnya Anugerah Terindah Yang Pernah Ku Miliki. Gue udah 2 kali denger lagu itu hari ini. Yang pertama, pas acara Supremasi 7 di Sanur tadi, dan pas gue nonton.

Yap, gue awali post gue dengan sebuah cerita..

Setelah kejadian minggu lalu, dan kejadian-kejadian minggu ini, gue mutusin untuk menjauh. Memutuskan buat mengakhiri semua hal yang udah terjadi, gak perlu lagi dipaksain, gak perlu lagi untuk diteruskan. Well, ya fine-fine aja sih memang, gue cuma mikir gue akan terus kesiksa kalo begini terus.

Singkat cerita, kelar Supremasi 7 (Ultah Ilkom Unud, Happy Bday, tetap jaya selalu, and always be the number one ^^), dengan segala perasaan yang udah campur aduk pengen marah, pengen nangis dan penuh dengan emosi, gue mutusin buat nonton Marmut Merah Jambu di Gale XXI. Pikir gue, biarlah gue ketawa sampe puas hari ini biar malem gue bisa numpahin semua emosi yang udah ditahan-tahan lama.

"Orang yang bukan apa-apa, mana bisa dapet apa-apa"
Guru Olahraganya Dika
 

Wew, jujur, beda banget feel filmnya, soalnya yang nyutradarain si pemainnya juga sih, wakakakak. Gue seneng kok, lucunya fresh, bukan sesuatu yang diulang dari sebelum-sebelumnya (dan gak ada di buku juga, hahaha). Walaupun di awal film, gue gak bisa ketawa lepas karena udah banyak pikiran, tapi udah masuk ke tengah-tengah film, gue baru bisa ketawa lepas lagi. Paling seneng sama Bertus, terutama pas bagian dia ngomong "Berarti, pelakunya orang yang punya tip ex" (somplak ==a), bagian dia sama Dika ke rumahnya Cindy buat ngebujuk Cindy balik lagi sama grup mereka (yang bagian dia nongol dari semak-semak sama pas nyanyi itu loh bikin guling-guling), gue seneng banget bagian itu.

"Lu berjuang buat keadilan kan? Tapi apa? Yang lu lakuin gak ada bedanya sama pelaku-pelaku kasus yang udah kita pecahin!"
Cindy 
 Balik lagi, di bagian konflik ketika Dika harus milih antara ngejar Ina, gebetannya ato mertahanin persahabatannya dengan Bertus sama Cindy bikin gue mikir. Apa iya gampang banget ngebuang persahabatan demi cinta? Konflik di sini diselesaikan dengan cukup baik sekali (Atas bantuan bokapnya Dika yang kocak sekali menyelesaikannya)

"Yang gue butuhin bukan populer, tapi temen yang sama-sama ngertiin"
Dika & Bertus
Quote di atas, bikin gue mikir, balik ke awal pas Supremasi 7 masih berlangsung, ada suatu hal yang gue lakuin.. Dan gue ngerasa udah salah banget ngelakuin itu setelah denger quote di atas. Mungkin emang gak butuh diinget, atau gak butuh temen banyak, tapi cuma butuh satu hal : temen yang bisa ngertiin kita. Gue ngerasa udah egois banget ngomong hal-hal tersebut, gue gak pernah ngeliat sebelum-sebelumnya, padahal gue sendiri udah ngakuin kalo gue ngehargain apa yang dia lakuin...

"Cinta pertama itu kayak marmut kecil warna merah jambu, yang berjalan di atas roda. Dia ngira udah jalan jauh banget, padahal di situ-situ aja. Cape tau gak?"
 Cindy
Finally, gue nyadar satu hal, kalo gue gak bisa egois mikirin sesuatu, gue punya temen yang ngertiin gue, tapi gue gak bisa ngertiin dia. Pathetic banget rasanya. Gue bener-bener suka film ini, next time kalo ada duit lebih mungkin gue akan nonton kedua kalinya. I don't know, yang jelas gue pengen nonton ulang, rasanya banyak hal yang belum gue tangkep bener-bener di dalemnya, terutama soal persahabatan yang lebih penting dari apapun.

Overall, di atas semua itu, gue seneng banget sama filmnya, gak mengecewakan lah filmnya dan emang keren banget. Bener-bener nunggu film Raditya Dika selanjutnya, apalagi yang disutradarai sama dia sendiri, hahaha.. Oh iya, endingnya lumayan bikin kaget dan gak nyangka kalo bakalan kayak gitu (jujur, pas gue nonton, gak kepikiran endingnya bakal begitu, makanya agak kaget juga endingnya ternyata indah dan romantis abis)

 Yang dibutuhin semua orang itu bukan temen yang banyak, bukan terkenal, bukan populer, tapi temen yang ngertiin kita...

Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugerah terindah yang pernah ku miliki ..

Friday 9 May 2014

Reach Out

Entah kenapa, akhir-akhir ini gue sering banget ngangkat tangan gue di kamar. Bukan angkat tangan kayak pas absen kuliah gitu = =a tapi, cuma sekedar angkat tangan, dengan keadaan telapak tangan menghadap ke langit-langit kamar. Gak ngerti apa gue cuma pengen stretching (berhubung kerjaan gue banyakan duduk dan tiduran) atau emang ada makna tertentu yang gue sendiri gak ngertiin itu. Tapi yang jelas gue seneng aja melakukan itu, melihat sesuatu hal di balik sela-sela jari tangan lo sendiri, yang gue sendiri pun gak tau apa hal itu.

Menggapai langit itu itu kayaknya sesuatu yang gak mungkin yah? Gue sering memikirkan itu, bagaimana gue berusaha untuk bangkit menjadi orang lain yang lebih baik. Apa yang kadang ada di pikiran gue kalau lagi sendirian itu berbeda banget ketika gue lagi bareng temen-temen gue, rasa sendirian dan ditinggalkan itu ada kok. Hanya aja gak semua melihat (ngapain juga gue kasih liat, dih). Sat hal yang pasti, langit pun bisa ditaklukan asal kita tetep percaya akan dua hal: "KEYAKINAN" dan "USAHA" . Seperti yang idol-idol sering bilang, "Usaha keras itu gak akan mengkhianati", sama juga kalau kita berkeyakinan untuk maju, kita pasti bisa melakukan hal yang gak mungkin, bahkan di luar batas kemampuan kita.

Reach out, ah... Gue mungkin bukan cewe yang terbaik yang pernah ada untuk lingkungan gue, temen-temen gue, senior-senior gue. Gue cuma cewe biasa, yang jauh dari kata normal apalagi sempurna, mungkin untuk sebagian orang gue cuma dianggap badut, sampah, dan yang paling sering gue katakan adalah, gue ibarat bom waktu, tinggal tunggu kapan timer akan berhenti dan gue akan meledak, merusak semuanya. Obviously, gue tetep orang paling ancur seangkatan (dari sejak kapanpun) dan akan terus seperti itu. Still, i didn't get any second chance to change it, and everything's really already too late.

Keluar dari suatu label yang menyakitkan itu pilihan, tapi kalau kita gak keluar sekarang, kapan lagi kita akan melakukannya?
Nyerah dan Lari itu memang pilihan pertama yang akan muncul jika pengen keluar dari suatu masalah, tapi buat menyelesaikan masalah itu, selalu ada pilihan Maju.
Dan maju adalah pilihan terakhir gue untuk menyelesaikan semua.

Reaching out my hand to the sky of dreams, and bring my life all way out from here...

Wednesday 7 May 2014

Time Machine

Pernah mikir balik ke masa lalu buat menyelesaikan suatu masalah yang seharusnya gak terjadi, atau ingin balik ke masa lalu untuk merubah sesuatu yang saat ini terjadi?

Well, i also do that..

Somehow, gue pengen banget balik ke masa lalu, ke masa kelas 1 SMA, sejelek-jeleknya bulan Desember 2012, atau kalo masih gak bisa juga Oktober 2013, kalo gak diijinin juga ya bulan Desember 2013. Masa dimana sepertinya gue paling banyak dosa sama orang di 4 waktu tersebut. Seriously, 4 waktu itu mungkin yang jadi patokan bagaimana hidup gue sekarang, bagaimana gue memandang suatu persoalan dari sudut pandang gue, bagaimana gue berinteraksi dengan orang, bagaimana orang lain memandang gue and goes on. Simple, kita baru menyesal akan sesuatu setelah kita selesai melakukannya dan kita baru menyadari bahwa ada yang salah.

Ada alasan tertentu kenapa gue pengen banget balik ke 4 waktu itu, karena gue pernah menyakiti perasaan orang, gue pernah salah menuduh orang, gue pernah merasa nyerah ketika semua menyerang gue, dan semua masalah yang sekarang gue hadapi. Singkatnya, 4 fase waktu tersebut adalah penyebab bagaimana semua terasa berat bagi gue, sedangkan gue diketawain temen gue karena kayak begitu doang udah dianggep berat.

Ada kalanya kita menatap ke belakang, melihat lagi apa kesalahan kita di masa lalu, menyesali apa yang udah diperbuat. Gak semua orang bisa menghadapi yang namanya kesalahan dengan baik, gue adalah salah satunya, dan karena itulah gue sering gak bisa maafin diri gue sendiri setiap kali gue melakukan kesalahan.

Everyone decide their own way to handle it, hanya saja, gak semua jalan untuk menghadapinya itu benar..

Kalo ada mesin waktu, gue bener-bener pengen kembali....

Kembali untuk merubah, apa yang sebetulnya gak harus terjadi saat ini..

And i really want to do that..

Sunday 4 May 2014

Liburan Di Depan Mata

Jadi, beberapa waktu yang lalu, gue baru aja mengkalkulasikan hari libur gue di bulan Mei ini.. And guess what? Ada sekitaran 2 minggu hari libur di akhir bulan ini, yang mengisyaratkan kalau gue harus balik ke Jakarta...

Maunya..

Tapi setelah melihat kenyataan kalau tanggal 23 Mei itu masuk (kalo gak salah hari Kamis) dan tanggal 28 Mei masuk (aduh, pas banget jatohnya hari Rabu, hari Kalkulus, mesti masuk zzz), gue mempertimbangkan untuk gak jadi pulang..

Tadinya sih mikir-mikir tanggal 19 mau pulang ke Jakarta, tanggal 1 Juni baru balik ke Bali, tapi karena 2 tanggal di atas, sepertinya gak jadi pulang...

Padahal tanggal 28 sama 29 Mei itu ada konsernya Miku (dan gue juga baru nyadar kalo tanggal segitu sebenernya libur), mikir-mikir mau nonton, ternyata gak bisa, hiksuuu...

Also, tanggal 2 Juni ada match Asian Dream Cup, dimana ada cast Running Man jadi salah satu pemainnya (aaaaaaaaaaaaa, Kookie-oppa, Gary-oppa~~~, aku mau nonton kalian, hiksuu~~), tapi karena jatohnya hari Senin, ya ude, mending nonton di TV aja deh, semoga 2-2nya keliatan hihihi...

Bicara soal Running Man, gue pengen banget kalo di Indonesia diadain Running Man khusus dan last battlenya kayak Running Man eps. 147. Yaps, three way tug of rope, alias tarik tambang 3 arah.. Kan keren tuh, apalagi orang Indo terkenal sama permainan tarik tambangnya setiap 17 Agustusan, bwahahahha. Pengen dah ikut kalo tarik tambang begitu~~ :p

Enjoy your weekend folks, have fun~~