The Noob's Profile

My photo
Random rant, Random reviews, Random story... You can found all random things on here :)

Wednesday 27 August 2014

Linimasa: Sisi Kelam Sebuah Kicauan, Ketika Kata-Kata Berubah Menjadi Senjata Perenggut Nyawa

"Terima kasih buat temen-temen yang udah maki-maki gue. Semoga kita ketemu lagi. Jalan yang gue pilih adalah jalan Tuhan" 
Tweet terakhir Tatiana 
Linimasa: Sisi Kelam Sebuah Kicauan bercerita mengenai seorang cewe bernama Tatiana, typically nerd (gak, gak, gak ada maksud ngatain gue, nerd di sini punya arti hobi belajar dan pinter) dan biasa-biasa saja yang dibenci oleh kawan-kawannya (ya biasa dengan alasan klise, sok pinter, sok kecakepan dan beberapa hal bullsh*t lainya). Di sebuah hari Senin, dia ditunjuk untuk menjadi panitia seminar dalam rangka memperingati ulang tahun sekolahnya bersama dengan 5 orang pengurus OSIS lainnya: Debbie, Fransiska, Alaka, Dimas dan Nando. Semua berjalan lancar hingga pada saat seminar, sebuah insiden terjadi dan Tatiana lah yang disalahkan. Dengan bantuan media sosial berupa twitter, mereka berusaha untuk "membunuh" Tatiana perlahan. Namun, siapa sangka jika kicauan mereka ternyata benar-benar membunuhnya?

Inti cerita dari novel (iya novel, aneh ya gue tiba-tiba ngeresensi ngomongin soal novel?) ini adalah mengenai cyber-bullying. Yap, hal kelam dari medsos yang jarang orang perhatikan dan orang rasakan. Padahal, setidaknya kita semua pernah melakukan cyber-bullying satu kali (entah itu ke temen sendiri, ke musuh, ke public figure, ke pemerintah).Dan setidaknya kita juga pernah merasakan dibully satu kali atleast seumur hidup (kecuali lu orang hebat yang kerjanya malah ngebully orang dibandingkan elu dibully karena orang takut dengan elu atau elu orang yang terlalu sempurna untuk dibully).

Gue pernah ngerasain hal itu setidaknya 2 kali (tapi rasanya kok 3 kali ya?) . Yang pertama adalah pas kelas 1 SMA dan yang kedua Februari 2013 silam. Tapi well, gue gak mau bicarakan soal itu, udah lewat dan saat ini yang gue lakukan kalo ada orang yang berani ngebash, nyindir atau ngehina gue adalah : "Keep calm, dan Balaslah dengan indah" . Mendingan gue ngebales daripada diem, mau sampai kapan dihina dan ditindas terus? Pantes gak pernah maju negara ini kalo gitu...

In other hand, kita sering menghina orang, entah itu public figure (yang rajin dibully di twitter atau medsos sih Syahrini sama AgnesMo ya setau gue), entah itu temen sendiri, entah itu orang diluar sana yang terlibat suatu kasus, atau siapa aja lah. Tapi pernah kita mikirin perasaan orang yang kita maki-maki? Buat public figure mungkin bukan jadi suatu masalah buat mereka karena pekerjaan mereka membuat mereka harus terbiasa mendapat kritik-kritik dari masyarakat, tapi buat temen-temen kita sendiri? Apa gak pernah ada rasa bersalah ketika lu menuliskan kata "mati aja lo" buat temen yang lu benci di twitter? Atau gak pernah ada rasa menyesal pernah menulis kata-kata menyakitkan?

I really recommend this book, dan seperti apa yang penulisnya katakan di bagian akhir buku ini: Buku ini menjadi renungan buat siapa aja bahwa hal kecil seperti sebuah tweet dapat melahirkan sebuah malapetaka

Kita tidak pernah bepikir bahwa kata-kata yang kita ucapkan dapat melukai seseorang sampai kita melihat hasil dari apa yang kata-kata itu dapat perbuat pada seseorang dengan mata kepala kita sendiri

No comments:

Post a Comment